Senin, 06 Oktober 2014

Styrofoam (Gabus) Si Sampah Abadi

        Hai hai, mungkin tidak semua orang akrab dengan kata - kata styrofoam, tapi kalau gabus pasti semua kalangan pernah mendengar dan mengetahuinya. Kita sering menjumpai bahan ini pada wadah pembungkus makanan kita, sebagai bantalan pelindung pada box peralatan elektronik, dsb. Bahan yang satu ini memang terbilang cukup murah dan tahan lama. Maka dari itu bahan ini masih mempunyai banyak peminat, khususnya di Indonesia.
Tumpukan sampah styrofoam (gabus)
        Tapi tahukah kalian bahwa sebetulnya styrofoam atau gabus inilah yang menjadi salah satu pencemar lingkungan. Kenapa? Kalau kalian pernah dengar mungkin bahwa plastik dapat terurai tetapi membutuhkan waktu ratusan tahun, tapi untuk gabus ini sampai kapanpun tidak akan pernah terurai. Hmm... kebayang kan kalau gabus tidak bisa terurai, dia akan menyelimuti bumi entah cepat atau lambat. Meskipun orang - orang yang peduli akan gabus sudah banyak, contohnya menggunakannya sebagai campuran beton dan lainnya sudah banyak, tetapi tidak bisa dipungkiri jumlah sampah styrofoam tetap meningkat.


        Negara - negara maju sudah mengurangi penggunaan dari bahan styrofoam ini karena sangat tidak ramah lingkungan, salah satu bahan pembuatnya juga menggunakan CFC (Chlorofluorocarbon), yang tidak lain adalah salah satu penyebab global warming. Tetapi di negara berkembang seperti Indonesia, penggunaan styrofoam masih sangat tinggi, salah satunya sebagai wadah pembungkus makanan. Tapi tahukah kalian bahwa bahan ini selain tidak ramah lingkungan, juga dapat membahayakan tubuh kita. Beberapa bahan pembuat styrofoam ini bersifat karsinogenik (pemicu penyakit kanker), dan parahnya bahan tersebut sangat mudah larut dalam makanan. Meskipun sekarang banyak beredar wadah styrofoam yang bagian dalamnya dilapisi plastik, tetapi apakah kalian yakin bahwa plastik tersebut tidak akan leleh/mencemari makanan kalian? Jadi jauh lebih baik bagi kita jika membeli makanan dengan menggunakan wadah mangkuk ataupun plastik yang sudah teruji baik untuk makanan.


        Tetapi baru - baru ini, California membuat inovasi baru. Mereka memanfaatkan sifat dari styrofoam yang tidak dapat terurai. Tidak dapat terurai berarti ia tidak akan berkurang baik bobot maupun volumenya, jadi styrofoam akan mempunyai bentuk yang tetap. Sehingga munculah ide penggunaan styrofoam sebagai bahan pondasi untuk pembangunan jalan raya. Jadi, mereka menggunakan blok - blok styrofoam dan menatanya sedemikian rupa. Tapi kalau aspalnya nantinya berlubang, dan ban mobil menggesek permukaan styrofoam kira - kira bahaya nggak ya buat sekitarnya?

Pondasi jalan raya dari styrofoam (gabus)



NB : seluruh gambar yang ada di blog ini adalah hasil googling, dan sumbernya saya dapat dari situs kesehatan baik dari Indonesia maupun mancanegara, beberapa sumber dari buku, dan dari hasil perkuliahan yang saya lakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar